GORAJUARA - Banyak tekhnik stand up yang bisa digunakan untuk mendistribusikan berbagai lelucon.
Semakin banyak tekhnik stand up yang dikuasai, makin banyak seorang komika berimprovisasi.
Seperti tekhnik riffing misalnya. Tekhnik ini biasanya digunakan untuk berinteraksi dengan para penonton.
Baca Juga: Putuskan Tinggalkan Arya Saloka dan IKatan Cinta ini Alasan Amanda Manopo Lakukan itu
Bentuk interaksinya adalah dengan cara ngeledikin penonton.
Hati-hati dalam penggunaan tekhnik ini. Hindari kata-kata kasar. Jauhi segala yang bersifar sara dan jangan meledek dengan sesuatu yang tidak bisa diubahnya. Misalnya dari sisi fisik seseorang.
Bila tidak hati-hati dalam me-riffing, bisa terjadi keributan antara komika dan penonton yang di-riffing.
Tekhnik riffing biasamya digunakan on the spot waktu acara. Oleh karenanya perlu improvisasi. Namun ada juga yang mempersiapkannya sebelum tampil.
Tekhnik selanjutnya adalah call back. Call back adalah mengulang kembali ungkapan/ucapan punch line terdahulu dengan set up yang berbeda.
Untuk menggunakan tekhnik call back ini pastikan punch line pertama sudah lucu.
Karena bila mengulang sesuatu yang tidak lucu hasilnya pun tidak lucu.
Adapun tekhnik terakhir adalah one liner. Tekhnik ini cukup gunakan maksimal 3 kalimat saja. Malah kalau bisa 1 kalimat saja.