GORAJUARA - Kelebihan berat badan (BB) pada kucing/ anjing umumnya dianggap sebagai suatu achievement; indikator “kesuksesan” dalam pemeliharaan. Padahal hal tersebut justru akan menjadi bumerang terhadap kondisi kesehatannya, bahkan bisa fatal dan membahayakan nyawanya.
Apa perbedaan kelebihan berat badan & obesitas? Kelebihan berat badan posisinya berada di antara kondisi ideal dan obesitas, deposit lemak >10-20% dari berat badan ideal.
Obesitas memiliki deposit lemak >20% dari berat badan ideal, sifatnya patologis, tak heran apabila kondisi tersebut mengganggu fungsi organ tertentu.
Baca Juga: Sengit, Timnas Indonesia Kalahkan Kamboja 4-2 di Laga Pertama Piala AFF 2020
Baca Juga: Permasalahan Stunting Harus Jadi Perhatian Semua Pihak
Indikator BCS (Body Condition Score) 7 dan setelahnya menunjukkan bahwa sudah dalam kondisi obesitas. Kalau hewannya sudah seperti itu, berarti tandanya harus siap melakukan diet ketat untuk mengembalikan ke kondisi ideal.
BCS merupakan panduan yang cukup akurat, karena kita tak bisa menyamaratakan berat badan pada saat umur tertentu.
Ukuran badan hewan tidak ada yang sama, maka dianjurkan untuk pengukuran derajat kelebihan berat badan melalui BCS tersebut yang disesuaikan dengan temuan yang sudah ditentukan.
Baca Juga: Timnas Indonesia Jebol Gawang Kamboja 3 Gol di Babak Pertama Piala AFF 2020
Baca Juga: Menpan RB Tjahjo Kumolo Apresiasi Layanan di MPP Kabupaten Bandung
Kalau ragu saat mengukurnya sendiri, bawa hewannya ke dokter untuk meyakinkannya.
Setelah itu pasti akan diberikan kiat-kiat untuk menjaga berat badan supaya tetap ideal.
Penyebab kelebihan berat badan / obesitas bisa saja tak disadari, antara lain:
- Pemberian pakan tidak sesuai takaran berat badan. Penggunaan automatic feeders pun bisa membuat porsi makannya akan berlebihan.