GORAJUARA - Ketika merasa kelelahan yang sedikit berkepanjangan, kita akan menyebut kelelahan tersebut dengan burnout.
Kita merasa bahwa diri kita membutuhkan istirahat yang sedikit lebih panjang dari biasanya.
Setelah pandemi berjalan selama dua tahun dan kita dipaksa untuk menjalankan segala aktivitas dari rumah, bukannya mendapat kesempatan untuk refreshing, kita malah merasa semakin lelah.
Kita tidak pernah tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Untuk itu, kita pun tidak mengetahui secara pasti kapan kelelahan ini akan berakhir.
Istilah burnout sendiri ternyata ditemukan oleh seorang psikolog asal Amerika yang bernama Herbert Freudenberger pada tahun 1970.
Baca Juga: Hal Ini yang Dilakukan Pemkot Bandung Terkait Penerapan Smart City
Burnout diartikan sebagai kelelahan yang terjadi sepanjang waktu, kondisi psikologis yang sangat negatif yang dimanifestasi oleh gejala fisik, kognitif, sosial dan emosional.
Pada dasarnya, manusia memang wajar jika merasakan kelelahan.
Akan tetapi, jika kelelahan itu tidak dapat diselesaikan dengan beristirahat secara fisik, maka kelelahan ini tidak wajar (burnout).
Ada 7 tanda burnout yang dirasakan oleh seseorang yang mengalami kelelahan ini.
- Lelah yang panjang
Seseorang yang burnout akan mengalami kelelahan yang berkepanjangan, dan tidak dapat hilang hanya dengan istirahat secara fisik.
Baca Juga: Bentuk Kelurahan Tangguh, Diskar Kota Bandung Sosialisasikan Mitigasi Bencana
- Tidak peduli pada diri sendiri
Seseorang yang mengidap burnout tidak akan memerhatikan kesehatan mereka.
Mereka tidak memedulikan jadwal makan ataupun tidur mereka.