GORAJUARA - Jika dilihat secara mendalam, pandemi membuat banyak orang mengalami miskomunikasi.
Hal ini disebabkan oleh beralihnya segala aktivitas kita menjadi serba online.
Miskomunikasi ini membuat banyak orang akhirnya tidak dapat mempercayai orang lain.
Banyak perusahaan yang memberlakukan work from home, di mana semua pekerjaan dilakukan di rumah dengan monitor kepala divisi.
Jika bawahan tidak mempercayai atasan, maka apapun yang atasan minta, maka ia tidak akan mematuhinya.
Sebaliknya, jika atasan tidak percaya pada bawahan, maka ia akan cenderung otoriter dan mengawasi segala kegiatan bawahannya.
Baca Juga: Bentuk Kelurahan Tangguh, Diskar Kota Bandung Sosialisasikan Mitigasi Bencana
Selain itu, sekolah juga beralih menjadi online. Anak menjadi lebih sering berada di dalam rumah.
Aktivitas pembelajaran dilakukan di gawai masing-masing. Jika orangtua tidak mempercayai anak, maka orang tua akan cenderung mengontrol segala kegiatan anak.
Untuk itu, anak akan mendapatkan tekanan yang lebih besar.
Di samping itu, jika anak tidak percaya pada orangtuanya, maka apapun yang diperintahkan orang tua tidak akan ia laksanakan.
Dalam hubungan percintaan, ketika kita terbiasa bertemu dengan kekasih secara langsung, dan di masa pandemi ini menjadi serba online dan menjalin hubungan jarak jauh (long distance relationship).
Jika ada ketidakpercayaan di antara mereka, maka kecurigaan terhadap satu sama lain akan meningkat.