Stop Baperan, Hidup Ini Bukan Hanya Tentang Kamu

photo author
- Selasa, 12 Oktober 2021 | 10:00 WIB
Jangan biarkan diri kita menjadi seorang yang baperan. (kabarlumajang-pikiran-rakyat.com)***
Jangan biarkan diri kita menjadi seorang yang baperan. (kabarlumajang-pikiran-rakyat.com)***

 

GORAJUARA - Bagi sebagian orang, pemilihan media sosial sebagai 'pelarian' dari kehidupan sehari-hari bagi kita di masa pandemi ini menjadi pilihan yang tepat.

Namun, bagi sebagian lain, pemilihan ini dinilai tidak tepat.

Selain dapat memberikan efek berupa kurangnya aktivitas secara fisik, ketika kita terlalu aktif dalam media sosial, kita akan menjadi pribadi yang kurang bersyukur.

Bagi beberapa orang, melihat postingan yang seolah memperlihatkan kesan 'hidup mewah' menjadi sumber ketidaksehatan mental.

Baca Juga: Sukses Kelola Manajemen Risiko, PLN Group Borong 11 Penghargaan TOP GRC Awards 2021

Padahal, jika dilihat lebih dalam, ketidaksehatan mental akibat terlalu banyak berinteraksi dengan media sosial disebabkan oleh rasa ego kita untuk menjadi tokoh utama dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika kita melihat unggahan orang lain di media sosial yang dapat membuat kita iri terhadap hidupnya, hal tersebut bisa membuat kita menjadi orang yang tidak berempati pada kebahagiaan orang lain.

Padahal, pada kenyataannya, semua orang berhak memperlihatkan apapun di media sosial, termasuk kehidupan pribadinya.

Sejatinya, stimulus tersebut bersifat netral. Jika memang kita menjadi iri terhadap stimulus tersebut, itu adalah murni kesalahan personal kita.

Baca Juga: Pemprov Jabar Berniat Tawarkan Dua Kawasan Industri Rebana Kepada Investor Timur Tengah

Kita tidak mungkin memaksa semua orang untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, termasuk memperoleh ketenangan ketika kita harus melihat media sosial.

Kita juga tidak mungkin memaksakan kehendak kepada setiap orang, agar memposting unggahan yang tidak membuat mental kita menjadi sehat.

Karena sejatinya, menjaga kesehatan mental kita adalah tanggung jawab diri kita sendiri.

Berpikirlah dengan positif. Hadapilah stimulus tersebut dengan sudut pandang yang netral. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Abu Rahma

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini