WASHINGTON DC, GORAJUARA.com - Film Sugar on the Weaver's Chair (Empu) karya sutradara Indonesia berhasil meraih American Indonesian Cultural and Educational Foundation (AICEF) Prize di Amerika Serikat. Film itu, bahkan telah diputar pada 25-29 Agustus lalu di Middlebury New Filmmakers Festival di Middlebury, Vermont, Amerika Serikat.
Film Empu adalah hasil karya Harvan Agustriansyah, Film Empu terseleksi meraih AICEF Price for Cross-Cultural Filmmaking. Sebelumnya, Harvan mendapatkan penghargaan Film Pendek Terbaik 2017 di 4th Chennai International Short Film Festival, India, Shared Sight International Short Film Festival di Rumania, dan Asia Peace Film Festival 2017 di Islamabad, Pakistan, melalui film pendeknya berjudul Pangreh (The Silent of Mob).
Baca Juga: Bebas Murni, Nazar Bang Ipul Ingin Berziarah ke Makam Orang Tua dan Istrinya dan Mandi di Laut
Baca Juga: Saipul Jamil Bebas Murni, Kalapas Cipinang: Ia Kini Menjadi Orang Merdeka
Terkait dengan itu Presiden AICEF, Wayne Forrest mengucapkan terima kasih kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, D.C. dengan memberikan apresiasi kepada Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Washington, D.C, Popy Rufaidah, yang hadir sekaligus sebagai salah satu Anggota Pengelola AICEF.
“Terima kasih juga kepada Konsul Jenderal Republik Indonesia di New York, Dr. Arifi Saiman atas dukungannya,” ucap Wayne, seperti dilansir di laman Kemdikbud.go.id, Rabu (1 September 2021)).
Film ‘Empu’ berdurasi 60 menit dan mengisahkan kekuatan seorang perempuan tanpa perlu menggeser posisi laki-laki dalam kehidupan sosial. Berangkat dari kisah nyata, film ini mengangkat cerita tiga perempuan dari latar belakang berbeda.
Baca Juga: Oded Dukung Penuh Kebijakan Ganjil Genap di 5 Gate Tol Masuk Bandung
Baca Juga: Soal Mural Kritik yang Marak Hingga Kini. Kang Emil: Mari Berdialog
Mereka adalah Yati yang diperankan oleh Tiara Arianggi, Sutringah yang diperankan oleh Annisa Hertami, dan Maria yang diperankan oleh Putry Moruk. Akting ketiga pemeran itu rupanya membawa berkah film itu meraih AICEF Prize di Amerika Serikat .
“Yati adalah anak seorang pengusaha lurik yang difabel dari Klaten. Sementara Sutringah adalah istri seorang penderes gula yang hidup susah di Banyumas. Lalu Maria adalah seorang pengrajin kain tenun di Kupang,” tandas Harvan.
Pada kesempatan itu, Produser MNFF, Lloyd Komesar, juga mengundang Atdikbud Popy untuk bersama-sama mengisi sesi diskusi setelah pemutaran film Indonesia tersebut. Antusiasme para pemerhati film dan para produser tercurahkan pada film tersebut yang mampu menampilkan suatu cerita kisah nyata yang otentik.**