Baca Juga: Utang Piutang Berujung Pidana
Baca Juga: Do'a Bersyukur Atas Nikmat Yang Diberikan Allah SWT
2. Apabila perdarahan telah terkontrol/cedera termasuk ke dalam close fracture, segera lakukan imobilisasi Idealnya, gunakan bidai & pembalut.
Untuk penolong awam tidak terlatih, cukup pertahankan cedera agar tidak bergerak dan tunggu ambulan datang.
Bidai bisa diganti dengan kayu, triplek, karton, bantal dan apapun. Jangan menggerakkan kaki korban apabila terlihat jelas ada deformitas Pada penolong awam terlatih, lakukan pembidaian sesuai dengan apa yang telah dipelajari.
Jangan memindahkan korban apabila kamu adalah penolong awam tidak terlatih. Tunggu ambulan datang. Hal yang bisa kamu lakukan adalah amankan korban dan lingkungan. Pasang segitiga pengaman apabila korban berada di tengah jalan raya dan tunggu ambulans datang.
Baca Juga: Mulai Tahun 2022, Bupati Bandung Akan Menginap di Desa dan Kelurahan
Baca Juga: Kecerdikan Campak Sangat Berbahaya Bagi Sistem Imun Tubuh Manusia
Sering kali, masyarakat main angkat dan gotong begitu saja tanpa melakukan penilaian cedera terlebih dahulu. Tentu saja ini sangat berbahaya sekali.
Apabila terpaksa harus memindahkan korban (pertimbangan keselamatan penolong dan korban), perhatikan prinsip ini. Pastikan antara kepala hingga ujung kaki korban berada pada satu garis lurus. Oleh sebab itu, pemindahan korban dilakukan ketika pembidaian telah selesai.
Tentu saja hal seperti ini tidak bisa sembarang dilakukan oleh siapapun. Tunggu ambulans datang, baru pemindahan boleh dilakukan. Ada beberapa instrumen dan alat yang harus diberikan untuk menstabilkan leher, kepala, dan lokasi cedera agar pemindahan berjalan aman.
Baca Juga: Bupati Dadang Supriatna Serukan Stop Pungli di Kabupaten Bandung
Baca Juga: Bencana Alam, Bagaimana Al Qur'an Memperingatkannya
Pada dasarnya, prinsip pertolongan pertama pada patah tulang adalah imobilisasi. Mau di mana saja lokasi patah tulang, prinsipnya adalah imobilisasi/mengurangi pergerakan seminimal mungkin.***