gaya-hidup

Toxic Relationship: Ketika Hubunganmu Menjadi Sebuah Racun  

Jumat, 15 Oktober 2021 | 12:00 WIB
Hati-hati suatu hubungan bisa menjad racun. (portalsulut.pikiran-rakyat.com)***

 

GORAJUARA - Sebuah akun tuiter dengan nama @aprilliouz mengunggah sebuah ulasan mengenai toxic relationship pada tanggal 12 Oktober 2021 pukul 22.00 WIB.

Istilah toxic ini baru booming di era penggunaan media sosial ini, khususnya ketika mulai banyak yang berbagi pengalaman hingga viral.

Tapi sebetulnya toxic relationship ini pertama dikenalkan oleh Dr. Lillian Glass, seorang ahli komunikasi dan psikologi pada bukunya yang berjudul toxic people (1995) yang berbunyi sebuah hubungan yang tidak saling mendukung satu sama lain, salah satu pihak yang memegang kendali.

Mengacu pada istilah ‘toxic’ yang tersemat, maka bisa diketahui ada sesuatu yang buruk dan menjadi ‘racun’ dalam sebuah relationship atau sebuah hubungan. 

Lalu kira-kira apa saja ciri-ciri yang menjadi penanda racun tersebut?

Baca Juga: 2.450 Orang Pelamar CASN Kota Cimahi Berebut 83 Formasi, 47 di Antaranya untuk Tenaga Kesehatan

  1. Pelaku mulai melakukan isolasi atau pembatasan terhadap pasangannya. 

Pelaku menjadi sangat mengatur, dan mendominasi, bahkan menganggap ia yang berhak atas pasangannya.

  1. Hal ini juga menyebabkan korban mulai terpisah dari sahabat dan orang tuanya.
  2. Tidak adanya persetujuan atau penghargaan atas pasangannya.

Semua harus sesuai dengan maunya si pelaku. Keinginan, pendapat, atau keluhan dari pasangannya dianggap salah dan berlebihan.

  1. Pelaku menjadi sangat cemburuan dan posesif yang kadang merugikan korban
  2. Komunikasi yang buruk. Permasalahan tidak dikomunikasikan dan hanya menyalahkan satu pihak.

6.Penyanggahan dan Gaslighting. Pelaku biasanya menjadi manipulatif, tidak memberi validasi atas apa yang dirasakan korban, dan malah selalu membuat argumen yang menyudutkan.

Baca Juga: Demi Keselamatan dan Kenyamanan Bersama, Jalan Sriwijaya Kota Cimahi Ditutup Selama Dua Pekan

  1. Menjadi korban pelampiasan emosi dari pelaku. Korban selalu disalahkan dan jadi korban secara verbal, non verbal bahkan kadang ada kekerasan
  2. Pengorbanan hanya dilakukan sepihak, yaitu korban. 
  3. Korban tidak bisa menjadi diri sendiri

Terus kenapa sih seseorang bisa dan rentan terjebak hubungan yang toxic?

  1. Pemahaman yang kurang baik tentang hubungan yang dijalaninya
  2. Kondisi korban yang rapuh dan bergantung pada pasangannya
  3. Pelaku yang memiliki sifat manipulatif

Maka bisa disimpulkan ada faktor lain yang memengaruhi kondisi ini, yaitu jika sebelumnya korban punya konsep diri yang buruk, rapuh dan merasa tidak bisa berpegang pada keluarga maupun sahabat dan menjadikan pasangannya ini tempat bergantung, dan tiadanya validasi dari pasangan.

Baca Juga: Ini Pesan Atalia Ridwan Kamil Agar Pelaku UMKM di Jabar Sukses

Halaman:

Tags

Terkini