GORAJUARA - Cerpen memang enak dibaca, di mana cara membuatnya pun banyak tersebar di internet.
Akan tetapi, apakah masa depan cerpen ini masih menjanjikan?
Pertanyaan seputar cerpen ini dilontarkan oleh peserta acara "Menjadi Cerpenis yang Optimis" yang digelar FLP (Forum Lingkar Pena) Jakarta.
"Dalam menulis ada yang namanya idealia dan kepentingan material. Insya Allah dua kepentingan ini akan bertemu," jelas Taufan E. Prast atau Kang Tep sebagai narasumber.
Menurut Kang Tep, masih ada peluang dari pertemuan dua kepentingan ini.
"Cuma tinggal cari link-nya aja," ujar Kang Tep.
Selanjutnya, Kang Tep memberi contoh saat dirinya diminta untuk meng-endorse suatu produk susu atau diminta promo dalam bentuk tulisan.
"Dapat uang, juga dapat susunya," jelasnya dalam acara "Menjadi Cerpenis yang Optimis" pada hari Minggu, 13 Agustus 2023.
Kang Tep selanjutnya menceritakan tentang dua cerpennya yang jadi bahan tesis.
Adapun cerpen pertama karya Kang Tep itu berjudul "The Whistleblower" yang bercerita terkait korupsi.
Sedangkan cerpen kedua Kang Tep yang dijadikan bahan tesis berjudul "Ketika Tukang Tidur Berdoa" yang bercerita tentang jangan melihat orang dari tampilannya, di mana semua orang berubah.
"Selain itu, majalah Majaz masih menerima cerpen," lanjut Kang Tep.