Selanjutnya, patung kembali memberi penjelasan kepada ubin.
"Ya, karena kamu mengomel terus, dia memutuskan untuk menyerah dan mulai membentuk aku sebagai gantinya," jelas patung marmer.
"Aku tidak protes karena aku tahu bahwa aku akan menjadi sesuatu yang lebih baik.
"Aku berani menanggung semua alat menyakitkan yang dia gunakan untukku dan sekarang lihatlah hasilnya," jelas patung lagi.
Kisah patung marmer dan ubin marmer itu diceritakan oleh Cokro Gunawan via unggahan Instagram @cokrogunawan pada 25 Juli 2023.
"Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian".
Demikian motto yang kurang lebih dipegang oleh patung marmer, di mana hal itu hendaknya juga menjadi motto hidup kita.
Hal itu sama dengan ujian yang dihadapi Nabi Yusuf sejak kecil, di mana ujian itu berlangsung terus-menerus dan seolah tak pernah ada hentinya.
Allah mampu untuk menyelesaikan atau menyudahi ujian yang dihadapi Nabi Yusuf, tetapi tidak dilakukan-Nya.
Allah tidak mungkin menzalimi hamba-Nya, termasuk Nabi Yusuf tentunya.
Lantas, mengapa hal itu dilakukan? Karena Allah ingin membentuk Nabi Yusuf menjadi pribadi yang "kuat".***