DKI Jakarta dan China Sama-sama 'Perangi' LGBT, Begini Tindakan yang Diambil oleh Pemerintah Setempat

photo author
- Minggu, 30 Juli 2023 | 15:18 WIB
Pemerintah DKI Jakarta dan China sama-sama tegas soal LGBT (Foto: Gorajuara/ unsplash/ Raphael Renter)
Pemerintah DKI Jakarta dan China sama-sama tegas soal LGBT (Foto: Gorajuara/ unsplash/ Raphael Renter)

 

GORAJUARA - Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, telah melakukan penertiban perkumpulan LGBT di Hutan Kota yang berada di kawasan UKI, Cawang, Jakarta Timur.

Tindakan Pj Gubernur DKI Jakarta menertibkan perkumpulan LGBT ini mengundang protes dari Komisioner Komnas HAM, Anis Hidayah.

Anis mengecam Pj Gubernur DKI Jakarta agar tidak melakukan tindakan diskriminasi dalam akses pelayanan publik.

Baca Juga: Komunitas LGBT se-ASEAN Mau Ngumpul di Jakarta? Polisi dan MUI Langsung Bereaksi

Selanjutnya, kecaman Anis akan penertiban perkumpulan LGBT tersebut kemudian ditanggapi langsung oleh Heru Budi.

Dikutip dari unggahan Instagram @sholawat_videos pada 29 Juli 2023 oleh GORAJUARA, Heru Budi mengingatkan bahwa Hutan Kota dibangun sebagai tempat membangun interaksi yang positif.

"Jika punya Pemda DKI melalui Kasatpol PP menindak warga, artinya warga itu adalah melakukan tindakan perbuatan negatif, udah jawabannya itu," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta pada 28 Juli 2023.

Baca Juga: PBB Kecam Rusia Terkait UU Anti LGBT, Apakah PBB Ingin Semua Negara Bernasib Sama Dengan Kaum Nabi Luth?

Jika di Jakarta ada penertiban kelompok LGBT di kawasan Hutan Kota di UKI dan Cawang, maka ada cerita sejenis di Beijing.

Dilansir dari The Japan Times oleh GORAJUARA, China telah menutup kantor organisasi sekaligus tempat berlindungnya komunitas LGBTQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgendered and Questioning) di Beijing.

Penutupan itu dilakukan di tengah penyempitan ruang gerak LGBT di bawah pemerintahan Presiden China, Xi Jinping, beberapa waktu silam.

Baca Juga: Rusia Resmi Sahkan Undang undang Anti LGBT, Pelanggar Didenda Setara Rp 103 Juta

Dalam pernyataan resmi organisasi via We Chat, penutupan pusat LGBT tersebut dilakukan olelantaran adanya "force majeure".

Sebelum ditutup, pusat LGBT tersebut diketahui sudah beroperasi selama 15 (lima belas) tahun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Fariz Kurniawan

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini