GORAJUARA - Penyakit virus Marburg merupakan penyakit demam berdarah yang jarang terjadi.
Virus Marburg masih satu famili dengan virus ebola. Saat ini dunia sedang mewaspadai penyebaran virus Marburg yang telah mewabah di Guinea Ekuatorial, Afrika.
Virus ini penyebab penyakit demam berdarah yang jarang terjadi, dengan daya tular dan fatalitas tinggi, mencapai 88%.
Virus Marburg ditularkan melalui darah, cairan tubuh seperti urin, air liur, keringat, feses, bekas muntahan, ASI, dan cairan sperma.
Serta bisa juga menular melalui alat dan pakaian yang digunakan oleh seseorang yang terinfeksi.
Lalu siapa saja yang beresiko tertular? Anggota keluarga, petugas medis yang merawat pasien yang terkena penyakit virus marburg tanpa menerapkan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.
Lalu orang yang bepergian dari negara endemis Afrika dan riwayat kontak dengan kelelawar buah Rousettus aegyptiacus atau memasuki tempat tinggal kelelawar.
Virus Marburg memiliki Gejala awal berupa demam tinggi, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, mual muntah, diare, dan perdarahan. Pada 2-7 hari setelah awal gejala, bisa muncul ruam yg tidak gatal.
Baca Juga: Sambut Mudik 2023 Kemenparekraf Luncurkan E-Booklet, Ajak Libur Lebaran untuk Wisata Jelajah Masjid
Penyakit ini juga menimbulkan gejala berat seperti menyebabkan perdarahan pada hidung, gusi, vagina atau melalui muntah dan feses yang muncul pada hari ke-5 sampai hari ke-7.
Waktu timbulnya gejala (inkubasi) bersifat variatif atau berbeda pada setiap orang, umumnya gejala 2 sampai 21 hari setelah terpapar.
Jika gejala berat tidak mereda di hari ke 8 atau 9, akan menyebabkan kematian akibat syok dan pendarahan yang terus menerus.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk penyakit virus Marburg. Pengobatan lebih bersifat suportif dan mengobati gejala (simptomatif).