GORAJUARA - Dalam episode 147 sinetron Kau Ditakdirkan Untukku, pemakaman yang seharusnya dipenuhi suasana duka dan kesedihan justru berubah menjadi momen penuh ketegangan.
Herman, yang tengah dirundung rasa kehilangan mendalam setelah Sukma meninggal dunia, tidak mampu menahan ledakan emosinya.
Di tengah kerumunan pelayat, ia melampiaskan amarah dengan keras kepada keluarga Baldy, terutama Alya dan Devan.
Dengan suara penuh emosi, Herman menuduh keduanya sebagai penyebab utama dari dua peristiwa besar yang menghancurkan hidupnya, hilangnya Cakra dan wafatnya Sukma.
Tuduhan itu dilontarkan tanpa ragu, bahkan di hadapan banyak orang yang hadir.
Situasi semakin memanas ketika Herman dengan lantang menyebut Alya dan Devan sebagai “pembunuh”, kata-kata yang membuat suasana pemakaman kian mencekam.
Alya yang mendengar tuduhan itu langsung terpukul.
Perasaan bersalah dan kesedihan bercampur menjadi satu, hingga ia tak kuasa menahan diri.
Dengan berlinang air mata, Alya berlutut di depan Herman, memohon maaf dan berharap amarah itu sedikit mereda.
Namun, Herman yang diliputi amarah dan duka mendalam tetap menolak.
Baginya, tidak ada alasan untuk memaafkan.