GORAJUARA - Rujak Simpang Jodoh merupakan salah satu kuliner yang terletak di kawasan persimpangan Jl. Tembung dengan Jl. Pasar VII.
Ada dua kategori rujak yang ditawarkan di Rujak Simpang Jodoh, yaitu rujak uleg dan rujak tumbuk.
Kuliner Rujak Simpang Jodoh di Kota Medan ini punya sejarah panjang mengapa dinamakan demikian.
Baca Juga: Cafe Kopikuni: Punya Konsep Bersatu dengan Alam, Cocok Jadi Tempat Ngopi Sekaligus Bekerja di Medan
Dilansir GORAJUARA dari laman indonesia.go.id, masyarakat pada era perkebunan sering nongkrong dan mencari pacar di daerah Rujak Simpang Jodoh.
Pada masa lalu, Tembung merupakan salah satu daerah yang menjadi bagian kejayaan perusahaan perkebunan raksasa di Sumatra Timur.
Dulunya, Simpang Jodoh adalah tempat pengirikan padi.
Di tempat inilah para pekerja datang untuk mencari hiburan melepas lelah dari rutinitas di perkebunan.
Tak disangka, banyak dari para pekerja dan warga setempat yang menemukan jodohnya di tempat itu hingga berlanjut ke pelaminan.
Seiring waktu, aktivitas di lokasi pengirikan padi itu berkembang, di mana orang tidak lagi datang hanya sekedar untuk nongkrong dan mencari jodoh.
Pada dekade 1950-an penduduk puak Melayu mulai berjualan rujak di tempat itu pada malam hari dengan menggunakan lampu petromax sebagai penerangan.
Baca Juga: Yuk Cobain! Resep Sehat Rujak Vietnam yang Enak, Segar, dan Bikin Nagih yang Mudah Dibuat di Rumah
Sejak saat itu, kebiasaan jualan rujak terus berlanjut hingga sekarang, di mana hal itu bahkan telah menjadi salah satu kuliner khas Tembung.