Dulunya makanan ini hanya bisa ditemukan saat prosesi upacara adat pernikahan.
Meskipun penyajian Bakakak Hayam tidak wajib, ritual ini hampir tidak pernah terlewat karena dianggap sebagai pelengkap acara bagi pasangan pengantin di Jawa Barat.
Dalam upacara perkawinan, Bakakak Hayam dijadikan sebagai sesaji utama dalam acara uap lingkungung, yaitu makanan yang diperuntukan khusus bagi kedua mempelai pengantin dan bukan untuk tamu undangan.
Selain itu, Bakakak Hayam menjadi salah satu elemen utama dalam ritual pabetot atau berebut ayam, di mana itu adalah tradisi yang mewajibkan kedua mempelai saling tarik bakakak hayam hingga terputus menjadi dua bagian.
Selain harapan akan kebaikan, tarik menarik tersebut bisa diartikan bahwa pernikahan proses saling mengerti antar pasangan suami istri.
Masyarakat mempercayai jika pasangan yang mendapatkan bagian ayam paling banyak pada Bakakak Hayam, maka dia yang akan mendapat rezeki paling besar di kehidupan nantinya.***