GORAJUARA - Babakan Siliwangi, identik dengan singkatan Baksil, tak sekadar sebuah kawasan hutan kota di tengah gemerlapnya Kota Bandung.
Babakan Siliwangi di Bandung adalah hutan kota yang penuh sejarah dan pesona. Kawasan hijau ini menyimpan cerita panjang yang penting bagi warga Bandung.
Sebagai hutan kota, Babakan Siliwangi di Bandung menawarkan keindahan alam yang menyejukkan. Pepohonan rindang dan aliran sungai menambah daya tarik kawasan ini.
Babakan Siliwangi di Bandung bukan hanya hutan kota, tapi juga tempat rekreasi. Banyak warga Bandung yang datang untuk menikmati suasana alami dan sejarahnya.
Di balik pepohonan rindang dan aliran sungai yang menyejukkan, tersimpan jejak sejarah yang kaya, seringkali memunculkan kontroversi, namun tak bisa dipungkiri, memberi makna penting bagi warga Bandung.
1. Zaman Penjajahan: Lebak Gede, Pernghijauan yang Terus Bertahan
Menyusuri jejak sejarah Babakan Siliwangi, kita akan tiba pada masa penjajahan Belanda di mana kawasan ini dikenal sebagai Lebak Gede, sebuah sabuk hijau yang menjadi bagian tak terpisahkan dari jantung Kota Bandung.
Baca Juga: Siapa Pangeran Samudra dan Dewi Ontrowulan? Makamnya Dianggap Keramat di Gunung Kemukus Sragen...
Terbentuk oleh aliran Sungai Cikapundung ribuan tahun lalu, Lebak Gede dianggap sebagai warisan alam yang tak ternilai bagi kota ini.
Gagasan untuk menjadikannya hutan kota dan lahan pertanian terbuka bagi masyarakat pertama kali muncul pada tahun 1920.
2. Periode 1950an - 1980an: Membidik Era Komersialisasi
Setelah merdeka, pengelolaan Lebak Gede berpindah tangan ke Pemerintah Kota Bandung.
Namun, seiring dengan perkembangan kota, muncul keinginan untuk mengubah fungsi kawasan ini menjadi pusat aktivitas komersial.