GORAJUARA – Selain sebagai objek wisata alam, Situ Lengkong Panjalu yang berada di Kabupaten Ciamis seringkali dijadikan objek wisata religi, yang tidak terlepas dari cerita seputar mitos-mitos yang beredar di kalangan masyarakat setempat.
Di mana cerita mengenai mitos Situ Lengkong Panjalu Ciamis ini disampaikan secara turun-temurun, dari generasi ke generasi, yang menjadi keturunan warga Panjalu, tempat objek wisata religi tersebut berada.
Tak hanya itu saja, cerita mengenai mitos Situ Lengkong Panjalu Ciamis ini juga seringkali disampaikan ke setiap generasi.
Baca Juga: Roller Skating di Moja Museum Bisa Jadi Date Idea Seru Bersama Pasangan di Hari Valentine
Tujuannya tak lain agar setiap keturunan masyarakat Panjalu bisa selalu menjaga tingkah lakunya, dan tidak bertentangan dengan adat istiadat setempat.
Seperti yang tertulis dalam naskah kuno Babad Panjalu, sejumlah mitos seputar Situ Lengkong Panjalu Ciamis ini antara lain:
Terbentuk dari Kumpulan Air Zam-Zam
Mitos pertama yang berkaitan dengan Situ Lengkong Panjalu Ciamis, yakni terbentuknya danau seluas 57,95 hektar yang diyakini masyarakat setempat merupakan kumpulan dari air zam-zam.
Baca Juga: Legenda Tongkat Kayu yang Tenggelamkan Nyai Bagendit hingga Jadi Danau Wisata Kelas Dunia
Konon, sebelum pergi mengembara, putra mahkota Kerajaan Panjalu yakni Sanghyang Borosngora dibekali ayahnya sebuah wadah yang berlubang.
Di mana jika sang putra mahkota tersebut membawa air dalam wadah yang berlubang tersebut, dan airnya tidak habis hingga di tempat kelahirannya, maka bisa dipastikan, bahwa ilmu yang telah dipelajari sang pangeran merupakan ilmu sejati.
Setibanya di Mekkah, diceritakan bahwa pangeran memeluk agama Islam, sekaligus menimba ilmu agama dari sahabat Rasulullah saw, yakni Sayyidina Ali bin Abi Thalib, ra.
Maka sudah bisa diduga, saat Sang Hyang Borosngora pulang ke Panjalu, beliau membawa air zam-zam dalam wadah yang berlubang tersebut.