Iring-iringan bergerak menuju ke kediaman pribadi Sultan di Kraton Kilen, selanjutnya dihidangkan di hadapan sang raja.
Ladosan Dhahar Dalem pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono IX disajikan di Gedhong Jene, sedangkan prosesinya tidak berbeda.
Kemudian makanan dan minuman tersebut disajikan para istri dibantu para bedhaya, abdi dalem yang memiliki tugas menari dan melayani istri Sultan.
Hidang itu mereka sajikan dengan laku dhodhok di atas meja penyajian, setelah mengatur hidangan sedemikian rupa lalu para istri duduk bersila di dekat Sultan.
Sementara itu perlengkapan makanan sehari-hari yang digunakan terdiri dari, piring jegong, yang memiliki permukaan cekung; piring ceper besar dan kecil.
Disediakan juga piring berbentuk bulat panjang untuk tempat sayur; besi, mangkuk bulat dan berkaki, terbuat dari porselin, untuk makanan berkuah; cething, tempat nasi; aglik, tempat buah berbentuk bulat dan berkaki, terbuat dari porselin; dan wijikan, tempat untuk cuci tangan; serbet.
Sementara itu peralatan untuk mengambil makanan; enthong, sendok sayur, sendok makan, garpu, dan pisau, diletakkan dalam nampan persegi terbuat dari emas.***