GORAJUARA - Kisah ini berasal dari seorang relawan yang berada di lokasi gempa bumi di Cianjur.
Dia bercerita tentang pak Irfan; Ketua RT 002 di Kampung Padaruum, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
100 persen rumah yang berada di Kampung Padaruum hancur total. Korban meninggal kebanyakan anak-anak, salah satunya anak dari Pak RT, Irfan.
Baca Juga: Enam Manfaat Film yang Jarang Diketahui, Jomblo Wajib Baca
Relawan ini melihat sendiri secara langsung ketika pak Irfan menggotong anaknya yang sudah dikafani.
Istri pak Irfan juga mengalami luka serius, dari perut hingga betis tersiram air panas saat gempa terjadi.
Namun rasa duka ini, tidak membuat pak Irfan lalai menjalankan tugas sebagai pak RT. Ia aktif mencari bantuan, juga mengurus pengungsian.
Ketika tim medis datang, dia dahulukan warganya, bukan isterinya yang juga perlu mendapatkan perhatian medis.
Pak Irfan juga selalu memastikan bantuan sampai di tangan warganya secara merata.
Yang membuat relawan ini terenyuh saat pak Irfan bercerita tentang istrinya yang 10 kali hamil, 6 kali alami keguguran, tiga anaknya meninggal dunia (terakhir yang terdampak gempa). Kini anak pak Irfan tinggal satu saja yang masih hidup.
Musibah, cobaan datang bertubi-tubi kepada pak Irfan. Wajar saja bila dia merasa hancur, sedih berkepanjangan. Tapi itu tidak ditunjukkannya, dia menunjukkan dengan ketegarannya.
Ketegaran seorang pemimpin, walau sekelas pak RT sekali pun, ini akan terasa perlu akan pentingnya. Terutama bagi para warganya untuk bangkit kembali dan meraih asa bersama.***