“Karena yang menjual dalam tanda kutip komplain, saya juga tidak tahu perjanjian jual belinya kayak gimana”, ungkap Gildas.
Baca Juga: Siapakah Bjorka? Penjahat yang Perlu Ditakuti atau Pahlawan yang Harus Dipuji ?
Ia mengakui bahwa data yang bocor tersebut memang banyak berceceran di Darkweb dan diperjual belikan oleh oknum-oknum tertentu.
Apakah security siber di Indonesia tergolong masih rendah? Ia mengungkapkan bisa juga dibilang begitu, kalau misalnya diambil dari skala 1-10, kita ada di skala 3 udah pakai doa, ungkap Gildas.
Menkominfo mengatakan bahwa kita seharusnya jaga data pribadi kita masing-masing juga NIK dan sebagainya. Bagaimana caranya kita jaga keamanan data kita sendiri?
Menurut pengakuan Gildas bahwa, “bukan susah karena memang tidak mungkin”, ungkapnya. NIK dan sebagainya itu merupakan sebagai identitas dan itu misal dianalogikan seperti kita masuk ke gedung registrasi ke receptionist kemudian kemudian ktp kita sama mereka di scanning dia mengumpulkan ktp kita di mesin scanning tersebut. Dan ini berlaku juga di beberapa data kita lainnya.
Pelayanan pemerintah yang kita tahu pasti tidak aman dan kita tidak punya pilihan lain. Gildas juga mengungkapkan bahwa tahun lalu saja beberapa ratus juta data kita juga dibobol.***
Anda ingin mendapatkan berita update setiap hari dari Gorajuara.com. Ayo gabung di Grup Telegram “Gorajuara.com News”, caranya klik link https://t.me/gorajuaranews, Kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di ponsel.