news

Jelang Kemerdekaan Israel 14 Mei, MUI: Mari Langitkan Qunut Nazilah

Rabu, 11 Mei 2022 | 11:00 WIB
MUI meminta seluruh umat Muslim di Indonesia agar melangitkan Qunut Nazilah ((Foto: Gorajuara.com/dok: tangkapan layar dari situs pikiran-rakyat.com))

GORAJUARA, - Tanggal 14 Mei merupakan hari besar bagi Israel.

Pasalnya, proklamasi kemerdekaan negara itu jatuh pada tanggal tersebut.

Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), perayaan kemerdekaan di tanggal 14 dan 15 Mei itu dapat dipastikan memantik eskalasi konflik pesat antara Israel dan Palestina.

Sebab di tanggal-tanggal tersebut, warga Palestina selalu memperkuat perlawanan terhadap Israel untuk memperingati Yaum an-Nakbah, yaitu hari bencana di mana pengusiran besar-besaran menimpa mereka.

Oleh karenanya, MUI meminta seluruh umat Muslim di Indonesia agar melangitkan Qunut Nazilah demi mendoakan keselamatan warga Palestina.

Baca Juga: Atalanta Sukses Raih Poin Penuh di Markas Spezia

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan permintaan tersebut melalui keterangan tertulis, pada Minggu, 8 Mei 2022.

“Kepada seluruh umat Islam, sesuai dengan Tausiyah Lebaran MUI baru-baru ini, diserukan agar memanjatkan doa Qunut Nazilah saat melaksanakan salat dalam waktu yang panjang,” ujarnya, seperti dikutip Gorajuara dari Pikiran-Rakyat.com, Selasa, 10 Mei 2022.

Dia melanjutkan, doa Qunut Nazilah merupakan Sunnah Rasulullah SAW dalam keadaan genting, seperti saat terjadi wabah, ketakutan, paceklik, dan serangan hama di seluruh negeri.

“Qunut ini adalah sunnah Rasulullah, Muhammad SAW, yang dilakukan saat keadaan umat sangat genting seperti ketakutan (al-Khouf), paceklik (Qahth), wabah (Waba’), hama (Jaraad), dan teraniyaya (Madhlum),” ucapnya.

Baca Juga: Inilah Alexander Tedja, Pemilik Mal Tunjungan Plaza 5

Sudarnoto Abdul Hakim menegaskan betapa pentingnya perayaan 14 Mei bagi Zionisme Israel.

Peringatan kemerdekaan Israel yang diikuti terjadinya pengusiran besar-besaran terhadap warga Arab Palestina.

Dia melanjutkan, saat itu terdapat sekitar 700 ribuan warga Palestina yang dilaporkan mengalami penderitaan luar biasa.

Halaman:

Tags

Terkini