GORAJUARA - Penduduk di Bali kini menuduh warga Rusia mengambil pekerjaan mereka di tengah gelombang masuk yang dipicu oleh perang Ukraina.
Orang Rusia diketahui telah datang berbondong-bondong ke Bali sejak invasi Ukraina.
Di Bali, para turis asal Rusia ini mencari perlindungan dari kejatuhan ekonomi di negaranya akibat perang dan ancaman wajib militer.
Baca Juga: Sindiran Pedas Putri Anne Pada Arya Saloka Saat Isu Lama Tak Pulang Kerumah Viral, Berikut Isinya
Mereka juga menghadapi reaksi keras dari penduduk setempat yang marah karena warga Rusia tersebut mengambil alih pekerjaan mereka.
Awal pekan ini, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan dia telah meminta pemerintah pusat di Jakarta untuk mengakhiri hak istimewa visa-on-arrival bagi warga Rusia dan Ukraina, di tengah meningkatnya keluhan dari penduduk setempat.
“Mengapa kedua negara ini? Keduanya sedang berperang, sehingga tidak aman di negara mereka, dan mereka berduyun-duyun datang ke Bali. Banyak dari mereka yang datang ke Bali bukan untuk berlibur, tapi untuk mencari kenyamanan, termasuk untuk bekerja,” kata Koster seperti dikutip media setempat.
Baca Juga: Putrinya Viral Flexing Barang Branded di Sosial Media, Andhi Pramono: Dia Selebgram dan Lumrah
Menteri Pariwisata Sandiaga Uno mengatakan akan meninjau permintaan gubernur Bali tersebut.
Sementara itu, hampir 60.000 warga Rusia tiba di Bali sejak tahun lalu, menurut angka yang dikumpulkan oleh bandara internasional Bali.
Beberapa dari mereka bekerja di Bali sebagai penata rambut, babysitter, supir taksi bahkan pekerja seks tanpa visa kerja yang diwajibkan secara hukum, kata pihak berwenang.
Baca Juga: Rating TV Kamis, 16 Maret 2023: 'Bidadari Surgamu' Bikin 'Ikatan Cinta' Terlempar dari 5 Besar!
Sementara jumlah warga Ukraina juga terus meningkat datang ke Bali.
Awal bulan ini, Pemerintah Provinsi Bali mengumumkan pembentukan gugus tugas yang terdiri dari polisi dan pejabat dari kementerian tenaga kerja, industri dan perdagangan untuk menindak pekerja yang tidak berdokumen.