Dalam sebulan, omzet yang dihasilkan dari produksi pempek Widya mencapai Rp10-15 juta per bulan.
Namun, Widya menuturkan bila semua omzet tersebut masih diputar kembali sebagai modal usaha.
"Belum ambil keuntungan besar, masih putar modal semua. Tapi ke depannya saya ingin punya toko offline.
"Cuma memang butuh dana yang cukup besar," ujar Widya.
Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan bahwa BRI terus menjalankan berbagai program pemberdayaan yang menyentuh masyarakat serta UMKM.
"Melalui Rumah BUMN, BRI tidak hanya memberikan akses pelatihan dan pendampingan, tetapi juga membuka jalan bagi para pelaku usaha untuk naik kelas dan go digital.
"Kami percaya, semakin banyak UMKM yang tumbuh dan berkembang, maka akan semakin kuat pula fondasi perekonomian bangsa," ujar Agus Noorsanto.***