Sementara dari sisi intermediasi, penyaluran kredit BRI tumbuh 6,0% YoY menjadi Rp1.416,6 triliun.
Dari total kredit yang disalurkan tersebut, segmen UMKM mengambil porsi sebesar 80,32%.
Baca Juga: Dulu Dihujat, DJ Panda Kini Banjir Pujian Usai Promosikan Bisnis Ini di Media Sosial, Ternyata...
Sementar itu, Kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI juga turut menunjukkan peningkatan yang solid, di mana didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) yang terus menguat.
Dalam hal ini, total dana pihak ketiga secara konsolidasi tercatat tumbuh sebesar 6,7% YoY menjadi Rp1.482,1 triliun.
"Secara kualitas, komposisi dana mengalami perbaikan signifikan dengan porsi CASA meningkat menjadi 65,5% dari total DPK.
"Pertumbuhan CASA mencapai 10,6% YoY, didorong oleh kenaikan dana giro yang tumbuh 16,1% dan tabungan tumbuh 6,8% YoY," jelas Hery.
Baca Juga: Profil Singkat Raymond Manthey, Mantan Suami Pertama Yuni Shara yang Ternyata Anak Konglomerat
Selanjutnya, pendapatan selain bunga (Fee & Other Operating Income) tumbuh 10,6% YoY atau mencapai Rp26,7 triliun.
Tidak hanya itu, PPOP (Pre-Provision Operating Profit) juga tercatat meningkat sebesar 2,2% YoY atau menjadi Rp58,3 triliun.
"Perbaikan fundamental kinerja BRI tersebut berdampak positif terhadap capaian laba perseroan.
"BRI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp26,5 triliun hingga akhir Juni 2025," jelasnya.
Sementara Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu mengatakan bahwa kedisiplinan dalam pengelolaan likuiditas terus menjadi fondasi utama bagi BRI untuk menjaga efisiensi biaya dana dan memastikan struktur pendanaan yang optimal.
"Cost of Fund (CoF) tercatat membaik menjadi 3,6% pada akhir Triwulan II 2025.