GORAJUARA - Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menegaskan bahwa polisi di tanah air tidak boleh berperilaku seperti aparat penegak hukum di negara-negara maju yang sudah makmur.
Hal tersebut disampaikan oleh Prabowo dalam pidato peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada hari Selasa, 1 Juli 2025.
Dalam hal ini, Prabowo menyerukan agar seluruh anggota Polri senantiasa hadir di tengah masyarakat dan mampu merasakan penderitaan rakyat.
"Polisi Indonesia tidak boleh bersikap seperti polisi di negara-negara yang sudah maju dan kaya.
"Polisi Indonesia harus berada di tengah rakyat, merasakan penderitaan rakyat, mendengar jeritan hati rakyat," tegas Prabowo di hadapan jajaran pimpinan Polri dan tamu undangan.
Pernyataan ini disampaikan Prabowo sebagai pengingat bahwa cita-cita kemerdekaan Indonesia bukan sekadar menjadi bangsa yang berdaulat, tetapi juga negara yang makmur dan adil.
Lalu, Prabowo menekankan bahwa polisi yang dicintai rakyat adalah yang mampu membela kelompok paling lemah dan tertindas.
"Bangsa dan negara kita membutuhkan kepolisian yang tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat—polisi yang berada di tengah rakyat, membela rakyat, melindungi rakyat, khususnya mereka yang paling lemah, paling tertindas, dan paling miskin," ujar Menteri Pertahanan RI 2019-2024 tersebut.
Selanjutnya, Prabowo juga mengapresiasi peran Polri dalam mendukung berbagai agenda strategis nasional, mulai dari program kedaulatan pangan hingga pemberian makanan bergizi gratis bagi rakyat Indonesia.
"Saya menyaksikan sendiri bagaimana Polri turun langsung ke masyarakat, mengambil inisiatif, terjun ke lapangan, bekerja bersama rakyat, dan membantu peningkatan produksi pangan nasional," ungkap Prabowo.
Di tengah tantangan yang dihadapi, Prabowo menekankan bahwa Polri akan selalu menjadi sasaran upaya pelemahan oleh berbagai pihak.