Sampah organik yang sudah dicacah akan dikeringkan menggunakan rotary dryer. Mesin ini berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam sampah organik daun. Sampah yang sudah dikeringkan digunakan sebagai bahan campuran RDF (Refuse Derived Fuel).
6. Sampah Anorganik Melalui Proses Vacuum dan Blower
Sampah anorganik akan dikurangi kadar airnya dan disalurkan ke mesin berikutnya yakni stage pemilah.
7. Stage Pemilah
Pada proses ini akan ditemukan kumpulan sampah yang telah melalui proses screw conveyor feeder, crusher dan blower. Selanjutnya disalurkan melalui mesin fine crusher dengan ukuran di bawah 5 cm. Sampai akhirnya masuk ke dalam mesin pencetak ball atau ball press.
Produk akhirnya berupa bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan untuk industri semen, menggantikan penggunaan bahan bakar fosil.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara mengatakan, TPST Tegallega memiliki peran strategis dalam mendukung pengelolaan sampah di Kota Bandung.
“Kami melihat proses pendampingan dan operasional TPST Tegallega. Saat ini kapasitasnya mencapai 22 hingga 25 ton per hari. Produk akhirnya digunakan sebagai bahan bakar industri semen,” ujarnya.
Koswara menyebut pentingnya pemilahan sampah sejak dari sumber. Jika sampah sudah dipilah dari rumah tangga, maka prosesnya akan lebih efisien.
"Namun, saat ini sampah dari sumber masih harus dipilah ulang di TPS sebelum dikirim ke TPST Tegallega. Ini menambah beban kerja dua kali,” katanya.
Koswara menilai, peran masyarakat dalam memilah sampah sangat krusial untuk meningkatkan efisiensi dan keberhasilan pengelolaan sampah kota. Untuk itu, mengajak masyarakat untuk lebih sadar dalam memilah sampah sejak dari rumah.
“Mari kita mulai dari diri sendiri untuk memilah sampah. Dengan begitu, kita turut mendukung keberlanjutan lingkungan Kota Bandung,” ujarnya.***