"Ini saya tidak mengerti bagaimana ketika perencanaan pembuatan kolam retensi ini kok sangat-sangat ceroboh. Harusnya saat perencanaan, dinas terkait atau pun aparatur kewilayahan setempat, dari kecamatan atau kelurahan bisa memperhitungkan hal-hal yang membahayakan bagi warga," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia meminta Pemkot untuk segera menambahkan fitur-fitur penyempurna sisi keamanan di area kolam retensi Rancabolang. Momentum ini harus dijadikan evaluasi SKPD dan kewilayahan untuk mengecek ulang sisi keamanan fasilitas publik.
"Minta dipasang pagar, lalu pasanglah papan peringatan bahwa hati-hati kolam ini dalam. Itu kan perlu, apalagi di sana ada tempat bermain, tempat duduk-duduk dan bermain. Kalau keluarga enggak ngerti dibawa anak-anak kecil main di sana tergelincir. Tolong diperhatikan sarana pengamanannya," tuturnya.
Edwin pun menyampaikan apresiasinya kepada Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, PMI Kota Bandung, serta tim SAR yang telah bekerja keras bersama aparat kepolisian setempat untuk menemukan korban tenggelam.
Korban telah dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi, dan akan dimakamkan pada Jumat, 10 Oktober 2024.***