Bagi peternak lokal di Bandung, kehadiran Ragasha sebagai sapi kurban untuk Presiden menjadi kebanggaan tersendiri.
Mereka merasa dihargai atas kualitas sapi-sapi yang dihasilkan, serta kesempatan untuk berkontribusi dalam momen bersejarah ini.
Proses dari peternakan hingga pemotongan di RPH Cirangrang tidak hanya melibatkan peternak dan instansi terkait, tetapi juga memerlukan koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dan pusat.
Sebagai penutup, Ragasha tidak hanya mewakili semangat kurban dalam membagi rezeki kepada sesama, tetapi juga semangat untuk menjaga kualitas dan standar yang tinggi dalam tradisi kurban.
Keberadaannya tidak hanya sebagai sapi biasa, melainkan juga sebagai simbol kepercayaan publik akan kualitas dan keadilan dalam pemilihan kurban untuk kepala negara.
Dengan demikian, perayaan Idul Adha tahun ini di Bandung tidak hanya menghadirkan berkah daging, tetapi juga mengukuhkan nilai-nilai sosial yang turun temurun di tengah masyarakat Indonesia.
Dengan demikianlah, kehadiran Ragasha sebagai sapi kurban milik Presiden Jokowi menjadi bukti konkret bahwa setiap sapi kurban tidak hanya sekadar hewan untuk disembelih, tetapi juga sebagai lambang dari kepedulian dan kualitas yang dijunjung tinggi dalam tradisi keagamaan dan sosial masyarakat Indonesia.***