GORAJUARA - Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi, kembali menjadi sorotan publik dengan pernyataannya mengenai potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 Juni 2024.
Dalam pidato yang disampaikannya pada Senin, 28 Mei 2024, Jokowi menegaskan bahwa keputusan tersebut masih dalam tahap pengkajian yang matang dengan mempertimbangkan berbagai faktor krusial, termasuk kondisi fiskal negara dan situasi geopolitik dunia yang sedang memanas.
Jokowi menjelaskan bahwa pemerintah akan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan ini.
Semua aspek akan diperhatikan, mulai dari kemampuan fiskal negara hingga harga minyak dunia yang berfluktuasi.
"Semuanya dilihat fiskal negara. Mampu atau tidak mampu, kuat atau tidak kuat. Harganya, harga minyaknya sampai seberapa tinggi. Semuanya akan dikalkulasi, semua akan dihitung," ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga menyoroti situasi geopolitik global yang turut mempengaruhi harga minyak. Kondisi di Timur Tengah yang sedang memanas, menurutnya, memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
"Perang yang jauh itu berpengaruh ke Indonesia, kalau harga minyak naik semua barang-barang akan ikut naik," tambah Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menekankan bahwa pemerintah tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan. Semua pertimbangan akan dilakukan secara mendalam dan matang.
"Harga minyaknya sampai seberapa tinggi. Semuanya akan dikalkulasi, semua akan dihitung, semua akan dilakukan lewat pertimbangan-pertimbangan yang matang karena itu menyangkut hajat hidup orang banyak," tegasnya.
Jokowi menyadari betul bahwa keputusan mengenai harga BBM bukanlah perkara sederhana.
Keputusan ini menyangkut hajat hidup orang banyak dan memiliki efek domino terhadap harga barang dan jasa lainnya.
"Bisa mempengaruhi harga, bisa mempengaruhi semuanya kalau urusan minyak," tutup Presiden.