Pihak PPKA Cicalengka, sinyal KA 350 ditahan untuk masuk Cicalengka, dengan maksud agar KA Turangga berhenti dulu di Cicalengka, lalu KA 350 juga bisa masuk ke sepur belok Cicalengka, setelah itu KA Turangga bisa melanjutkan perjalanan dengan aman.
Namun, diluar dugaan, KA Turangga malah terus maju, walaupun memang tidak dengan kecepatan tinggi.
Sedangkan, KA 350 tetap berhenti di sinyal masuk dan menunggu arahan dari PPKA Cicalengka.
Oleh karena itu, terjadilah adu banteng antara KA Turangga dengan KA 350 yang sedang berhenti di sinyal masuk.
Untuk kesimpulan sementara masih terjadi di miss komunikasi antara kereta api dan PPKA.
Apalagi ditambah dengan kondisi persinyalan di Cicalengka yang masih manual mekanik, belum diatur oleh Pusat Kendali di Bandung.
Warga pun mengomentari tragedi ini. Meskipun korban tidak sebanyak dan separah tragedi Bintaro, namun tetap saja mereka jadi kembali flashback ke masa itu.***