GORAJUARA – Pada Bulan Desember ini, tercatat ada sekitar 1000 lebih pengungsi Rohingya yang mendarat di Aceh. Angka tersebut kian menambah jumlah total pengungsi asal Bangladesh tersebut di Indonesia.
Para pengungsi Rohingya tersebut datang ke Indonesia dalam 6 gelombang. Mereka umumnya datang dengan menaiki kapal, dan sempat terombang-ambing di laut, sebelum akhirnya sampai di Aceh, Indonesia.
Mengenai banyaknya jumlah pengungsi Rohingya yang mendarat di Aceh ini, menimbulkan beragam pendapat di kalangan masyarakat Indonesia. Termasuk dari presiden Indonesia, Joko Widodo.
Baca Juga: Sudah Ditetapkan Pemerintah! Total 27 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024. Yuk Simak!
Pernyataan Jokowi mengenai pengungsi Rohingya ini merupakan tanggapan akan banyaknya penolakan dari warga Aceh, akan kedatangan para pengungsi yang mayoritas bergama Islam ini.
Salah satu faktor yang melatarbelakangi penolakan tersebut, karena sebagian besar masyarakat Aceh berpendapat bahwa banyak pengungsi Rohingya yang tertangkap tangan melakukan sejumlah tindakan kejahatan.
Seperti diantaranya terlibat narkoba, pencurian, hingga tak sedikit yang mencoba melarikan diri dari pengungsian.
Namun setelah adanya insiden penolakan tersebut, warga Aceh akhirnya menerima kedatangan pengungsi Rohingya tersebut.
Namun belakangan ini terkuak fakta, bahwa Indonesia sebenarnya bukanlah tempat singgah sementara, seperti yang diberitakan sebelumnya.
Karena faktanya, Indonesia dijadikan sebagai negara tujuan dari sejumlah pengungsi Rohingya asal Bangladesh yang melarikan diri dari Myanmar.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu pengungsi Rohingya, yang menyatakan bahwa mereka memang berencana untuk menetap di Indonesia.
“Kami sudah merencanakan akan pergi ke Indonesia. Perantara (middleman) mengajak keluarga kami untuk pergi ke Indonesia di hari sebelumnya, dan malamnya, kami pergi dengan menggunakan speed boat,” begitu kata salah satu pengungsi, yang belakangan diketahui bernama Deli Warsa ini.
Saat ditanya mengenai apa yang ingin Anda lakukan di Indonesia, pemuda berusia belasan tahun tersebut mengatakan bahwa jika diizinkan, dirinya dan saudara-saudaranya yang lain ingin melanjutkan pendidikan di Indonesia.