Peran yang dilakukan oleh Anggun dan Muti selaku tenaga pengajar adalah dengan melaksanakan jadwal pendidikan karakter yang diprogramkan khusus oleh tempat mereka mengajar.
Muatannya membahas tentang jenis perundungan yang bahkan terselimuti dengan modus candaan.
Ada pula program khusus bagian dari P5 bagaimana diberi pemahaman mengenai perilaku perundungan lewat ajaran moral.
Tidak lupa dengan terus mengingatkan bahaya perundungan dan konsekuensi yang diberikan kepada anak apabila melakukan tindakan yang tidak menyenangkan tersebut.
“Sejauh ini dinas pendidikan terkait belum ada tindakan tegas ataupun program khusus, terlebih untuk meminimalisir perundungan,” ucap Muti, saat ditanya mengenai arahan atau program dari dinas pendidikan.
Namun jika dilihat dari rapor pendidikan sekolah dimana keduanya mengajar ada sebuah rencana tindak lanjut dengan mengadakan pelatihan ataupun seminar.
Keduanya mengungkapkan bahwa upaya pencegahan ini tidak hanya bisa dilakukan oleh guru saja di sekolah.
Perlu ada kerjasama antara guru dan orang tua di rumah agar dapat selaras dan sinkron untuk memberantas perundungan.
Guru, sebagai agen perubahan di kelas dan sekolah, memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan positif siswa.
Namun hal ini sebetulnya menjadi tanggungjawab bersama yang dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan pemerintah.***