Penembakan terjadi saat dia dibawa ke area bandara untuk penerbangan kembali ke Istanbul.
Moldova, yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Uni Soviet pada 1991, berpenduduk 2,6 juta jiwa dan sedang berusaha untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Shevelyova, 48, seorang eksekutif Ukraina yang telah menunggu untuk naik pesawat ke Milan, mengatakan bahwa penumpang awalnya tidak diberi tahu mengapa mereka harus mengungsi.
“Tidak jelas apakah ada bom atau sesuatu telah terjadi. Baru setelah kami pergi jauh dari bandara, kami diberi tahu bahwa insiden tembak menembak.”
Baca Juga: Terkait Cawapres 2024, Erick Thohir Mengakui akan Tegak Lurus dengan Presiden Jokowi
Moldova sering digunakan sebagai lokasi penerbangan oleh negara tetangga Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022. ***