Saat ini, sebanyak 136 titik kumpul sampah telah tercatat untuk ditangani secara bertahap.
Erwin juga menyampaikan, saat ini sudah beroperasi tujuh unit insinerator di berbagai titik kota. Targetnya, hingga 30 insinerator aktif agar masalah sampah bisa diselesaikan lebih menyeluruh.
“Penggunaan insinerator jadi salah satu solusi utama karena kuota ke TPA Sarimukti sangat terbatas,” jelasnya.
Dari total sampah Kota Bandung sebanyak 1.496 ton per hari, hanya sekitar 1.000 ton yang bisa dikirim ke TPA. Dengan hanya 140 ritase per hari, kelebihan volume menyebabkan penumpukan terutama di wilayah Gedebage.
“Ini jadi perhatian serius kami. Maka pengelolaan sampah di tingkat lokal harus terus ditingkatkan,” ujarnya.
Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, Pemkot Bandung terus memperluas cakupan program Kawasan Bebas Sampah (KBS).
Targetnya, hingga 700 RW bisa masuk ke dalam program ini. Ia mendorong RW yang akan mendapat bantuan senilai Rp200 juta dari program Prakarsa (program yang menggantikan skema dana PIPPK) digunakan untuk pengelolaan sampah.***