GORAJUARA - Security dilemma adalah suatu kebijakan sekaligus kajian dalam ilmu hubungan internasional yang sangat relevan bagi bangsa Indonesia.
Menurut Jarvis, Security Dilemma adalah suatu keadaan yang menempatkan peningkatan kekuatan militer suatu negara demi mempertahankan kedaulatan secara bersamaan yang ternyata dianggap sebagai ancaman bagi negara lain .
Bahkan, kekuatan tentara setingkat pertahanan negara dikerahkan oleh Amerika Serikat demi membatasi ambisi Cina di kawasan Asia-Pasifik.
Meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan dan LCS mengakibatkan kecemasan akan meletusnya perang antara dua kekuatan adidaya, Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok.
Baca Juga: Dukung Pengentasan Kemiskinan, Wapres Apresiasi Kontribusi PLN Hadirkan Listrik di Desa Terpencil
Hal ini menyebabkan negara-negara di kawasan tersebut untuk meningkatkan alutsista, serta angkatan bersenjatanya demi "mempertahankan" kedaulaan mereka.
Menurut Jarvis, ketidak-adaan suatu kekuatan internasional yang berkuasa di atas segala bangsa, tidak hanya memungkinkan peperangan untuk terjadi, tetapi juga mempersulit negara yang puas terhadap status quo untuk mencapai kepentingan yang mereka akui sebagai kepentingan bersama.
Lantas, negara-negara pun harus rela hidup di dunia yang tidak memiliki jaminan ini, terutama negara-negara middle power seperti Indonesia.
Belakangan ini, Indonesia menyampaikan kecemasannya terhadap aliansi AUKUS.
Meskipun AUKUS dibentuk untuk menyaingi ambisi Republik Rakyat Tiongkok di Asia-Pasifik, Indonesia khawatir bahwa pembentukan aliansi tersebut dapat "meningkatkan perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan" di Asia-Pasifik, yang nantinya dapat menimbulkan peperangan.
Indonesia pun merasa terancam, sebab Indonesia tidak dapat menjamin apabila kekuatan-kekuatan yang terhimpun di samping "pekarangannya" kelak tidak akan mengancam kedaulatannya.
Sebelum hari tersebut tiba, Indonesia harus bisa mengandalkan kekuatannya untuk mempertahankan dirinya sendiri