GORAJUARA – Berikut ini teks singkat ceramah dan khutbah Jumat singkat tentang peringatan Maulid Nabi 12 Rabiul Awal 1444 H.
Hari ini, Rabu, 8 Oktober 2022 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi 12 Rabiul Awal 1444 H. Bagi para muazin atau para panitia yang ingin menyiapkan tabligh akbar, perlu menyiapkan teks singkat ceramah mengenai peringatan ini.
Teks singkat ceramah ini tak hanya bisa digunakan untuk peringatan Maulid Nabi 12 Rabiul Awal 1444 H saja, tetapi juga bisa digunakan untuk khutbah Jumat sebagai pengingat bahwa Rasul adalah tokoh pembawa rahmat.
Baca Juga: Receh Banget, Arya Saloka Tanggapi Sindiran Warganet Soal Aldebaran dengan Santuii..
Berikut ini teks singkat ceramah atau khutbah Jumat tentang Rasul adalah tokoh pembawa rahmat dalam rangka peringatan Maulid Nabi 12 Rabiul Awal 1444 H sebagaimana dikutip Gorajuara.com dari islam.nu.or.id:
"Bulan ini adalah bulan Rabiul Awal, bulan mulia di mana penutup para nabi dan rasul dilahirkan ke dunia ini. Ya, beliaulah Baginda Besar Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam. Nabi akhir zaman, tidak ada lagi nabi-nabi setelahnya.
Jamaah yang dirahmati Allah, pada bulan Maulid ini, seyogyanya bagi kita untuk banyak-banyak bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena telah mengutus seorang nabi yang menjadi suri teladan yang mulia. Nabi diutus ke muka bumi ini tak lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surah al-Anbiya ayat 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Baca Juga: Shock Lesti Kejora Jadi Korban KDRT Rizky Billar, Rara LIDA: 'Harus Bisa Pandai-Pandai Memilih'
Imam al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya menyebutkan sebab disebutnya pengutusan Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam sebagai rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam ialah karena diutusnya Nabi ke seluruh dunia di muka bumi ini menjadi sumber kebahagiaan dan kebaikan bagi kehidupan mereka di dunia maupun di akhirat kelak.
Imam Ibnu ‘Abbas menyebutkan dalam tafsirnya, siapa yang menerima ajaran kasih sayang yang dibawa Nabi dan mensyukurinya, maka ia akan bahagia hidupnya. Sebaliknya, siapa yang menolak dan menentangnya, maka merugilah hidupnya.
Kasih sayang yang ditebarkan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bukanlah hanya ucapan semata, akan tetapi dalam hidup keseharian beliau praktikkan dan implementasikan dengan nyata. Kasih sayang ini bentuknya universal kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Bahkan kepada orang musyrik pun Nabi Saw berlaku santun dan mengasihi.
Tidakkah kita mengingat bagaimana dahulu Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam ketika hijrah ke Thaif untuk menghindari permusuhan dari kaumnya, namun ternyata di sana malah mendapat perlakuan yang kasar dan permusuhan yang lebih parah hingga Nabi dilempari batu.