Ia lalu merantau ke sejumlah tempat di Nusantara untuk menimba ilmu.
Beberapa ulama yang tercatat pernah mengajar Kyai Sholeh antara lain KH Syahid Waturoyo, KH Muhammad Saleh Asnawi Kudus, KH Haji Ishaq Damaran, KH Abu Abdillah Muhammad Hadi Banguni, KH Ahmad Bafaqih Ba’alawi, dan KH Abdul Ghani Bima.
Kyai Sholeh juga menimba ilmu ke di Mekkah, Hijaz, kini Arab Saudi.
Baca Juga: 5 Magic Words yang Perlu Diajarkan Pada Anak Sejak Dini
Di sana, ia berguru kepada sejumlah ulama seperti Syeikh Muhammad Al Muqri, Syeikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al Makki, Sayid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syeikh Ahmad Nahrowi, Sayid Muhammad Saleh bin Sayid Abdur Rahman Az Zawawi, Syeikh Zahid, Syeikh Umar Asy Syami, Syeikh Yusuf Al Mishri.
Setelah beberapa tahun belajar, Kyai Sholeh menjadi salah satu pengajar di Mekkah.
Muridnya berasal dari seluruh penjuru dunia, termasuk dari Jawa dan Melayu.
Beberapa tahun mengajar, Kyai Sholeh memutuskan kembali ke Semarang dan mengajarkan pengetahuannya kepada umat Islam di tempat asalnya.
Baca Juga: Keutamaan Shalat Tarawih di 10 Malam Ketiga Bulan Ramadhan
Kyai Sholeh pun mendirikan pusat kajian Islam berupa langgar atau mushola, yang kemudian berkembang menjadi pesantren kecil.
Banyak calon ulama yang tinggal di Pesantren Kyai Sholeh Darat dan menimba ilmu di sana.
Sebagian dari mereka kemudian menjadi tokoh-tokoh terkenal seperti Syeikh Mahfudz At Turmusi, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, dan R.A Kartini.
Baca Juga: Vladimir Putin: Dear Israel, Hentikan Serangan ke Palestina atau Kami Akan Menyerang Kalian!
Kyai Sholeh juga melahirkan banyak karya dalam ilmu agama Islam.
Di antaranya, Majmu’ah Asy Syari’ah Al Kafiyah li Al Awam, Batha’if At Thaharah, serta kitab Faidhir Rahman.