GORAJUARA - Ketika banyak fitnah terhadap pemerintahan dinasti yang berkuasa di Timur Tengah dengan menyandarkan tuntutan pada hadis nabi, Umar bin Abdul Aziz kemudian memerintahkan untuk membukukan hadis agar keotentikannya tetap terjaga.
Setelah perintah itu datang, para ulama mengembangkan suatu metodologi pengumpulan hadis yang kemudian berujung pada kesepakatan mayoritas ahli terhadap metodologi yang digunakan.
Hadis-hadis kemudian diriset dan memunculkan beberapa istilah, yakni ;
- Hadis shahih
Hadis shahih adalah hadis yang terkonfirmasi berasal dari Nabi Muhammad.
Syarat suatu hadis tergolong ke dalam hadis shahih adalah tersambungnya mata rantai penyampaian hadis, kualitas penyampai hadis yang berasal dari daya ingat para ulama yang tersambung mata rantainya dengan suatu penyampaian hadis.
Baca Juga: Semua Pohon di Cimahi Akan Diberi Nama Berikut Kondisi Terkini
Kualitas daya ingat sangat mempengaruhi kualitas hadis, apakah hadis terpotong atau tidak dan ia jujur atau tidak dalam menyampaikan hadis.
- Kualitas ketakwaan.
Syarat utama dalam hal ini adalah adil (sesuai antara ucapan dengan perbuatan).
Jika semua terpenuhi, maka ia termasuk hadis shahih
- Hadis Hasan.
Syarat sebuah hadis tergolong ke dalam hadis ini adalah sanadnya harus tersambung, akan tetapi terdapat masalah dalam ingatan perawi.
- Hadis dhaif (lemah)
Hadis ini adalah hadis yang tidak bersambung sanadnya kepada nabi.
- Hadis palsu
Hadis ini tidak jelas asal usulnya. Kebenarannya tidak bisa dikonfirmasi kepada siapapun.