GORAJUARA - Sudut pandang sufi dalam memahami agama, cenderung mengabaikan dan meniggalkan kehidupan duniawi. Sementara manusia dibekali nafsu duniawi.
Nafsu duniawi adalah kodrat keadaan manusia. Setiap manusia diciptakan dengan nafsu-nafsu tentang keduniawian. Pandangan sufi, dunia harus ditinggalkan untuk menyucikan diri.
Kehidupan dunia dipandang kotor dan ilmu-ilmu tentang duniawi tidak dianggap penting. Pandangan ini membuat para sufi terlalu mengedepankan kehidupan akhirat dan dunia seadanya.
Baca Juga: Farming House, Mencipta Dunia Kerja Yang Tidak Usah Keluar Rumah
Nabi Muhammad SAW mengajarkan sebagaimana dalam Al Quran dijelaskan untuk berdoa meminta kesejahteraan dunia dan akhirat. Ajarannya lebih pada keseimbangan.
Mengabaikan kehidupan dunia kadang menjadi sebab manusia kurang berdaya mengikuti perubahan dunia. Pada akhirnya tidak tahan godaan dunia, manusia jadi dikendalikan dunia.
Menjadi seorang sufi harus ditunjang dengan keilmuah tinggi. Sehingga ajaran-ajaran sufi yang mendominasi pengajaran agama, ilmunya terlalu tinggi untuk murid-murid usia sekolah.
Pendekatan keseimbangan dunia dan akhirat lebih mudah untuk dipahami ketika mengajarkan agama di sekolah. Harapan murid ingin sukses dunia dan akhirat harus bisa difasilitasi dalam pengajaran agama.
Baca Juga: Darma Wanita Persatuan KCD VII, Silatuhami Istri-Istri Para Pendidik
Pengajaran agama dengan pendekatan seimbang, dapat membantu murid semangat melaksanakan ajaran agama karena dijanjikan harapan kesuksesan dunia dan akhirat.
Pengajaran agama harus mengikuti perkembangan psikologi murid-murid. Fantasi murid-murid sangat ingin hidup sejahtera di dunia harus difasilitasi, dan sedikit-sedikit diajari harapan sejahtera di akhirat.
Pada masa usia sekolah agama diajarkan dengan membangun harapan-harapan sesuai kemampuan berpikirnya. Apapun harapan anak-anak ajari untuk disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Baca Juga: Ternyata Ziqra Adhi Penyiar Radio Ardan Bandung, Masih Anak Sekolah
Menganut agama Islam bukan menjadi Sufi, Sunni, Syiah, Wahabi, tetapi menjadi muslim yang berpedoman pada kitab suci Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad.