GORAJUARA - Hari Raya Nyepi merupakan kegiatan yang bisa dikatakan unik, biasanya hari raya dilakukan dengan kemeriahan dan euforia kegembiraan. Tetapi hal itu tidak berlaku pada Nyepi.
Hari Raya Nyepi dilaksanakan sesuai dengan namanya, yaitu dengan menyepikan diri dari rutinitas kerja duniawi, guna untuk dapat melihat ke dalam diri masing-masing tentang karma yang telah dilakukan.
Karena dengan Hari Raya Nyepi dapat memudahkan pikiran seseorang untuk fokus kepada satu objek yaitu diri itu sendiri. Untuk dapat benar-benar menyepikan diri dengan tujuan menyadari sang diri. Sebab di dalam Nyepi dilakukan beberapa aturan yang disebut Catur Brata Penyepian.
Baca Juga: Inilah Resep dan Cara Membuat Ayam Bakar Betutu Asal Bali, Dijamin Lezat
Brata mengandung makna sesuatu yang dikendalikan atau sesuatu yang tidak boleh dilakukan. Brata ini lebih merupakan cara bagi manusia untuk bisa memahami makna sepi pada Hari Raya Nyepi.
Dari situ nantinya manusia akan sadar bahwa dunia hanyalah maya atau tidak kekal. Dari Nyepi ini manusia juga akan me-rewind memori manusia sebagai bahan evaluasi pada hari mendatang.
Pertama, amati karya atau tidak bekerja. Lebih dalam amati karya berarti menghentikan segala aktifitas yang berkaitan dengan duniawi. Justru harus lebih fokus pada kegiatan spiritual.
Oleh karena itu tujuan dari amati karya sangat jelas, sebagai sebuah alarm bagi manusia bahwa kehidupan dunia bukan hanya untuk mencari material belaka. Tetapi kehidupan ini juga ladang karma yang mestinya ditanami bibit dharma yang bisa dipetik buah kebaikannya kelak.
Baca Juga: 5 Kriteria Suami Idaman Amanda Manopo, Definisi Simpel Tapi Susah Digapai
Kedua, amati geni atau tidak menyalakan api. Ada beberapa konteks makna api dari amati geni, mulai dari api yang bisa digunakan untuk memasak dan yang paling dalam yakni mematikan ami dalam diri seperti hawa nafsu.
Karena memenuhi hawa nafsu yang berlebihan tidak akan pernah ada ujungnya. Selalu tetap merasa kurang dan belum puas, padahal apa yang telah diperoleh sudah lebih dari kebutuhan.
Ketiga, amati lelungan atau tidak bepergian. Maksudnya adalah tidak melakukan perjalanan ke mana-mana atau berdiam diri di rumah saja. Hal itu dimaksudkan untuk fokus melakukan kegiatan keagamaan supaya lebih dekat dengan Tuhan.
Amati lelungan ini juga dapat diartikan sebagai pengekangan pikiran yang liar seperti kuda. Pengekangan ini lebih kepada pemusatan pikiran kepada objek spiritual yaitu Tuhan.
Baca Juga: Spoiler One Piece 1079: Aksi Monkey D Dragon Selamatkan Vegapunk, Dunia Digemparkan Tahta Kosong Imu
Artikel Terkait
Jelang Nyepi, Pemkot Bandung Pastikan Kenyamanan Beribadah
Hari Raya Nyepi, Umat Hindu Kota Bandung Khusyuk Jalankan Ibadah
Hari Raya Nyepi: Ternyata Ini Makna Upacara Pengerupukan dan Parade Ogoh Ogoh Bagi Umat Hindu