GORAJUARA - Prof Elih Sudiapermana dikenal sebagai pengamat dan konsultan pendidikan. Profesor jebolan UPI Bandung ini memiliki pengalaman banyak dalam dunia pendidikan.
Dalam Talk Show acara salingsapa tujuh harkat beliau mengatakan bahwa siswa-siswi harus diajari tentang literasi finansial. Literasi finansial merupakan literasi dasar yang harus ditekuni.
Kemajuan teknologi informasi membuka peluang besar kepada generasi milenial untuk literat finansial. Jangan sampai siswa-siswi di zaman informasi masih tertipu oleh investasi bodong.
Baca Juga: Acara Puncak Salingsapa Tujuh Harkat KCD Wilayah VII
Siswa-siswi harus diajari sejak dini tentang literasi finansial, uang jajan yang mereka dapatkan dari orang tua hendaknya tidak digunakan untuk konsumtif. Mereka harus dilatih menabung.
Menurut Prof Elih Sudiapermana dalam kurikulum merdeka guru-guru telah diberi ruang kreatif sangat terbuka. Guru-guru diharapkan bisa memanfaatkannya untuk menjawab tantangan zaman.
Toto Suharya Sekjen DPP AKSI menyambut penjelasan Prof. Elih Sudiapermana tentang literasi finansial. Upayanya yang tengah dilakukan di SMAN 15 Bandung selaras dengan penjelasan Prof. Elih Sudiapermana.
Baca Juga: Sabar Ternyata Kunci Sukses Nabung Saham
Gagasan menabung saham telah Toto lakukan sejak akhir tahun 2019 ketika gelombang pendemi menjadi bencana ekonomi nasional. Gagasan menabung saham digulirkan untuk literasi finansial siswa.
Uang jajan siswa yang rata-rata diterima siswa antara Rp. 20.000 s.d 50.000 per hari jadi modal untuk siswa bisa menabung saham. Kemampuan mengelola uang menjadi keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa-siswi.
Menabung saham juga melatih siswa-siswi berpikir jauh ke depan, dengan mempersiapkan diri menjadi generasi yang punya kemampuan ekonomi sejahtera.
Baca Juga: Anak SLBN Citeureup Antusias Ikut Launching Gerakan Tujuh Amanah
Para motivator menjelaskan bahwa perbedaan orang miskin dan orang kaya terletak pada kemampuan mengelola uang. Orang miskin menggunakan uangnya sebagian besar untuk konsumsi.
Orang kaya menggunakan uangnya untuk konsumsi dan sebagian untuk investasi jangka panjang. Dalam jangka panjang orang konsumtif tetap miskin dan investor berubah jadi orang kaya.