Hari Valentine, Inilah Sejarah Dan Hukum Merayakannya dalam Islam Menurut Ustadz Mualaf Felix Siauw

photo author
- Selasa, 14 Februari 2023 | 07:41 WIB
Hukum perayaan hari valentine dalam Islam dan sejarahnya (Gorajuara/ dok: Pixabay/waichi2021)
Hukum perayaan hari valentine dalam Islam dan sejarahnya (Gorajuara/ dok: Pixabay/waichi2021)

Selanjutnya gentong tersebut diundi dan dipilih oleh para laki-laki yang kemudian nama yang terpilih akan menemaninya selama satu malam.

Sampai sekarang efek perayaan tersebut masih terasa. Ketika di tahun 496, Romawi mengambil agama Kristen sebagai agama Negara. Paus Gelasius tidak bisa menahan perayaan Lupercalia tersebut dan diresmikan sebagai perayaan gereja.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Restoran Romantis di Bandung untuk Rayakan Valentine dengan Orang Terkasih

Kemudian,pada tahun 1969 perayaan Lupercalia dianulir sudah bukan lagi menjadi bagian perayaan gereja karena efek buruk perayaan tersebut.

Namun,sampai sekarang di Amerika tujuh hari sebelum tanggal 14 dan tujuh hari setelah tanggal 14 disana diperingati sebagai The National Condom day(Pekan Kondom Nasional).

Peringatan itu disebabkan karena banyak sekali orang yang melakukan seks bebas pada minggu tersebut. Hal itu dikhawatirkan akan menyebabkan pertambahan penduduk yang luar biasa sehingga disarankan untuk memakai kondom.

Berbeda dengan Amerika, di Inggris pada tanggal 14 diperingati sebagai The National Impotence day, penyebabnya sama karena Valentine day identik dengan seks.

Sedangkan di Indonesia, mungkin para umat muslim beranggapan tidak melakukan hal demikian. Namun, menurut survey yang dilakukan salah satu surat kabar di tahun 2005, dari 13 responden 24 % orang yang merayakan valentine yang dilakukan adalah jalan-jalan, makan kemudian berciuman dan berhubungan seks.

Selanjutnya di tahun 2006, 54% warga kota Bandung telah melakukan seks sedangkan untuk Jakarta ada 51 %.

Kemudian, KPAI juga melakukan penelitian pada 2008 dihasilkan 62,7 % remaja SMP telah melakukan hubungan seks.

Hasil penelitian tersebut sangat miris. Benar perkataan Rasulullah bahwa barang siapa yang mengikuti kebiasaan suatu kaum maka Ia bagian daripada mereka.

Ustadz Felix Siauw kemudian menyimpulkan bahwa valentine day bukan bagian bagian dari perayaan umat muslim bahkan merupakan perayaan yang menyesatkan. Maka kaum muslimin tidak boleh ikut-ikutan untuk merayakannya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rany Listyawati Sis, St

Sumber: YouTube Halqah Islam

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini