يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Dimana terjemahan dari ayat diatas ialah, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (Q. S. Al – Hasyr : 18).
Pada ayat diatas dikatakan agar hendaknya setiap dari kita memperhatikan, mengingat, mengambil pelajaran, dari apa yang telah kita perbuat baik pada waktu yang telah berlalu maupun waktu saat ini dan akan datang.
Yang mana tujuannya ialah tak lain dan tak bukan sebagai bekal diri kita untuk hari esok (akhirat).
Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati oleh Allah
Selanjutnya, seberapa pentingkah muhasabah diri? Para ulama menjelaskan bahwa Muhasabah merupakan langkah awal jika kita berniat memperbaiki diri kita.
Mungkin ada dari kita yang berhajat ingin disegerakan jodohnya, ingin dimudahkan rezekinya, ingin dikabulkan segala do’a – do’anya, hendaklah dia mengawali dengan Muhasabah diri.
Mulai dari apa yang masih sering kita kerjakan sehingga Allah memperlambat jodoh kita, mempersulit rezeki kita, dan menunda do’a - do’a kita.
Sehingga nantinya dengan mengetahui hal – hal itu, dapat membuat kita memperbaiki diri kita dengan merubah atau bahkan meninggalkan yang demikian.
Di sisi lain, Ibnul Qayim mengatakan apabila kita meninggalkan yang namanya muhasabah atau introspeksi diri, niscaya hal itulah yang membuat diri kita mudah untuk bermaksiat kepada Allah Azza Wa Jalla.
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa manusia yang tidak peduli dengan hari akhirat, menggampangkan segala urusan, niscaya dia akan mudah terjerumus ke dalam kemaksiatan.
Pada akhirnya orang yang terbiasa bermaksiat akan jarang bermuhasabah.
Maka ketika dia jarang menghitung makasiat yang dikerjakannya, dia akan merasa bahwa maksiat yang dilakukannya masih sedikit, sehingga pada akhirnya dia terus melakukan kemaksiatan.
Oleh karena itu, apabila manusia senantiasa bermuhasabah diri, maka dia akan takut akan banyaknya timbunan maksiat dan berusaha untuk meninggalkan kemaksiatan.
Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati oleh Allah