GORAJUARA - Singkong, jagung, ubi, sagu merupakan makanan pokok di Indonesia.
Ketika ingin makan, utamanya di waktu sarapan, banyak sekali pilihan yang bisa diambil.
Ada bubur ayam, bubur kacang ijo, lontong sayur, nasi uduk, nasi ulam, lontong isi, kue pancong gorengan, mie dan masih banyak lagi pilihan lainnya.
Baca Juga: Daftar Lengkap Tim yang Lolos ke 16 Besar Liga Champions: Tim Pertama dan Ada Kejutan
Sebagian orang merasa sudah cukup dengan salah satu pilihan makanan di atas.
Namun sebagian yang lain beranggapan makan jagung, kue pancong, gorengan belum dianggap makan. Alasannya karena belum makan nasi.
Entah ini hanya ungkapan belaka atau sampai saat ini masih ada orang bersikap seperti. Belum dianggao makan, bila belum makan nasi.
Ternyata orang Jepang memiliki sikap yang sama seperti di Indonesia.
Baca Juga: Heboh Lagi! Lesti Kejora Dijenguk Raja Salman Usai Dilarikan ke Rumah Sakit Saat Umrah
Setidaknya ada 2 alasan yang menyebabkan orang amat suka makan nasi.
Mengutip akun instagram @cettajapanesse, di zaman Edo, makan daging dilarang di Jepang. Makan ikan merupakan sesuatu yang mahal, hanya dikonsumsi para pejabat saja.
Oleh karenanya, untuk menjaga kebutuhan energi, mereka mengonsumsi nasi.
Baca Juga: Usai Disenggol Gibran Rakabuming, Ikatan Cinta Kembali 'Digugat' Gara Gara Sikap Fans Arya Saloka
Di zaman Edo itu, setiap orang rata-rata makan nasi sebanyak 450 gram per hari. Namun yang dimakan bukan nasi putih.