Jika tidak, setiap wanita akan mengalami depresi saat ia beralih ke menopause.
Sebaliknya, perubahan hormonal hadir sebagai kerentanan sehingga dalam menghadapi stresor lain, wanita tersebut mengalami depresi. Estrogen melindungi keadaan suasana hati kita, dengan berinteraksi dengan jalur otak yang memengaruhi suasana hati.
Baca Juga: Disinggung Soal Hubungan Amanda Manopo dan Arya Saloka, Kakak: Puji Tuhan, Sangat Bersyukur
Sehingga dengan penurunan kadar estrogen yang terlihat pada perimenopause, perubahan suasana hati dapat berkembang, seperti juga perubahan fisik.
Ini juga menjelaskan mengapa ketika akhirnya kadar estrogen mendatar pada kondisi rendah yang stabil setelah menopause, wanita cenderung mengalami perbaikan gejala mereka.
Apa saja pilihan pengobatan yang direkomendasikan untuk depresi perimenopause?
Pengobatan depresi perimenopause harus individual untuk setiap wanita, dengan kombinasi pendekatan yang berbeda yang sesuai untuknya. Pendekatan tersebut meliputi:
Obat: Dengan keprihatinan baru-baru ini mengenai penggunaan terapi penggantian hormon (HRT), antidepresan direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk pengelolaan depresi perimenopause, terutama karena mereka relatif lebih aman daripada HRT.
Terapi: Dukungan psikologis, terapi dan konseling penting bagi wanita yang menderita depresi, dan ada berbagai terapi formal yang telah dipelajari dan terbukti efektif, seperti terapi perilaku kognitif dan terapi interpersonal.***