Lalu kabaryang berkembang, patung penari di depan Alas Gumitir Banyuwangi itu, sering kali berubah posisi dengan sendirinya.
Hal itu sama dengan cerita mahasiswa bernama Nur yang melihat seorang perempuan menari di jalan kala ia bersama rombongan KKN masuk desa.
Baca Juga: Beda Agama, Shandy Aulia Kompak Lebaran Bareng Ayah dan Kakak Perempuannya
Tapak Tilas
Berdasarkan penelusuran @tasya.vayrs lewat fitur Google Earth, terlihat jelas di tengah Alas Gumitir terdapat pemukiman kecil yang didekatnya ada petilasan bernama Maha Resi Markandeya.
Tepat di belakang tapak tilas itu terdapat bangunan yang arahnya berbeda dengan pemukiman arah, bangunan tersebut kemungkinan adalah area kuburan yang merupakan makam anak perempuan yang dijadikan tumbal oleh warga desa.
Hal tersebut sama dengan yang disebutkan penulis bahwa di depan area kuburan terdapat sinden atau mata air tempat dulunya para penari mandi, yang letaknya tak jauh dari tapak tilas.
Baca Juga: Viral! Rektor ITK Sebut Hijab Sebagai Pakaian Manusia Gurun
Pasar ghaib
Tersiar kabar bahwa di Alas Gumitir terdapat pasar ghaib yang sebenarnya tidak ada dan hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu saja.
Hal itu sebagaimana dalam cerita KKN di Desa Penari yang mana karakter Wahyu dan Widya sempat singgah di sebuah tempat yang ramai berkumpul ditemani musik gamelan, tetapi ternyata tidak diketahui ada pemukiman lain atau pasar di desa itu.
Baca Juga: 5 Magic Words yang Perlu Diajarkan Pada Anak Sejak Dini
Lebih jauh, @tasya.vayrs mengungkap bahwa di kota Banyuwangi ada dua alas yakni Alas Gumitir dan Alas Puwo.
Di antara keduanya, hanya Alas Gumitir yang terdapat pemukiman di dalamnya dan memiliki tempat-tempat yang sama dengan yang dikisahkan dan diyakini sebagai lokasi asli kejadian KKN tersebut.