GORAJUARA - Banyak masyarakat yang lelap dengan budaya rape culture dan victim blaming, sehingga sangat diperlukan sex education bagi masyarakat.
Hal tersebut harusnya dijadikan dasar atau titik fokus negara untuk membuka mata lebih lebar bahwa pelecehan seksual merupakan masalah yang serius.
Masyarakat seharusnya lebih fokus pada penanganan yakni dengan memberikan dukungan moril, tempat perlindungan, bukan malah menjatuhkan mental korban.
Sebaiknya masyarakat harus mencerna dan berpikir sebelum bertindak akan kasus ini agar korban tidak langsung mengalami depresi dan trauma, serta kepada pihak hukum harus memiliki rasa adil dalam menyikapi permasalahan tersebut.
Baca Juga: Inilah Sosok MommyASF, Sang Penulis ‘Layangan Putus’ serta Perbedaan Antara Cerita Asli dan Series
Korban haruslah diberikan dorongan untuk speak up yang merupakan kunci salah satu tahap yang harus dilakukan korban.
Namun, banyak korban yang menutupi permasalahan serius ini dikarenakan trauma mental, victim blaming dan takut merusak kehormatan keluarga.
Di samping itu, kehidupan perkuliahan sering kali menutupi permasalahan pelecehan seksual dan mencari jalan damai melalu mediasi.
Cara ini disebut dengan fenomena gunung es yang mana publik hanya mengetahui permukaanya saja dan tidak mengetahui secara utuh mengenai inti dari permasalahan.
Baca Juga: Lee Jung Jae 'Squid Game' Tidak Akan Menghadiri Golden Globes Karena Adanya Isu Rasisme
Baca Juga: Breaking News: Aktris 'Snow Drop' Kim Mi Soo Meninggal Dunia
Ini merupakan fenomena yang memprihatinkan seperti tidak adanya keadilan dan penegakan hukum dalam institusi.
Seharusnya, kampus memberikan pelayanan secara transparan dan adil terhadap kasus kekerasan seksual.