Memaksakan Diri untuk Produktif, Ternyata Itu Toxic Productivity

photo author
- Selasa, 9 November 2021 | 16:00 WIB
Produktivitas merupakan hal yang wajib dilakukan agar dapat bertahan hidup.*** (Gorajuara/Unsplash @anniespratt)
Produktivitas merupakan hal yang wajib dilakukan agar dapat bertahan hidup.*** (Gorajuara/Unsplash @anniespratt)

GORAJUARA - Manusia jaman kini dihadapi oleh kehidupan yang penuh akan persaingan.

Sekarang, produktivitas merupakan hal yang wajib dilakukan agar dapat bertahan hidup di dunia yang berat ini.

Produktivitas merupakan hal yang sangat bagus.

Namun, produktivitas hanya menjadi sesuatu yang baik apabila kita mengetahui batasan diri kita sendiri.

Jika akhirnya kita menjadi lupa akan diri sendiri, hal ini yang menjadikan kata “produktif” ternyata menjadi sesuatu yang salah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Edisi Selasa 9 November 2021

Inilah yang disebut sebagai toxic productivity.

Menurut Dr. Julie Smith, seorang psikolog klinis, toxic productivity adalah sebuah obsesi untuk mengembangkan diri dan merasa selalu bersalah jika tidak bisa melakukan banyak hal.

Toxic productivity memiliki ciri-ciri seperti bekerja terlalu berat sampai lupa akan diri sendiri, merasa bersalah setiap kali beristirahat, stress berlebihan saat tidak dapat memenuhi ekspektasi, dan lain-lain.

Intinya, ciri utamanya adalah ketika merasa diri kalian tidak berharga setiap kali tidak produktif.

Berikut hal-hal yang dapat kita lakukan agar tidak terkena toxic productivity.

Baca Juga: Waspada, Hujan Lebat dan Angin Kencang Diprediksi Landa Bandung Selasa 9 November 2021

1. Know your limit

Mengetahui batasan diri tentunya akan sangat berdampak pada tingkat produktivitas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abu Rahma

Tags

Rekomendasi

Terkini