hiburan

Jangan Remehkan Gangguan Mood perimenopause, Simak Berikut Penjelasannya

Senin, 4 Juli 2022 | 13:55 WIB
Tanda dan Gejala Penderita Gangguan Mood Perimenopause (Gorajuara/dok: Pixabay/@robinhiggins)

GORAJUARA - Perimenopause diartikan sebagai periode atau waktu sekitar menopause mengacu pada waktu di mana terjadi periode transisi alami menuju menopause atau berakhirnya menstruasi, menandai akhir tahun reproduksi. Perimenopause juga disebut transisi menopause.

Menopause, yang didefinisikan dengan terjadinya periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan tanpa menstruasi, biasanya terjadi pada usia sekitar 50 tahun atau sekitar itu.

Selama periode menjelang menopause, yang disebut transisi perimenopause ketika hormon reproduksi wanita berubah, wanita sangat rentan terhadap gangguan emosional.

Masa transisi ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi dari beberapa bulan hingga beberapa tahun.

Karena gangguan mood yang berkaitan dengan menopause adalah hal yang umum, dan banyak wanita yang menyadari kondisi ini, sering kali dipercaya bahwa normal bagi wanita untuk mengalami depresi saat memasuki masa menopause.

Baca Juga: Bikin Ngelus Dada, Arya Saloka Jadi Korban Ghosting Wanita Ini

"Depresi perimenopause tidak normal, seperti halnya depresi setiap saat dalam kehidupan seorang wanita, dan seorang wanita yang menderita harus mencari perhatian medis untuk membantunya mendapatkan kembali stabilitas emosionalnya," kata Dokter Helen Chen, Kepala dan Konsultan Senior di Departemen Psikologi. Kedokteran, Rumah Sakit Wanita dan Anak, anggota dari grup SingHealth.

Tanda dan gejala gangguan mood selama perimenopause adalah perubahan suasana hati yang ringan, insomnia dan muka memerah sering terjadi selama perimenopause, bagi beberapa wanita, gejala suasana hati yang buruk bisa menjadi parah, dengan gejala yang menyertainya.

Kurang tidur, nafsu makan yang buruk, kehilangan minat, kehilangan konsentrasi, pikiran negatif, menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, dan bahkan perasaan ingin bunuh diri.

Baca Juga: KETERLALUAN! Hujatan Fans Arya Saloka Amanda Manopo ke Putri Anne, Solusi Netizen: Tamat in Aja Sinetronnya

Jika seorang wanita mengalami gejala-gejala tersebut selama dua minggu atau lebih, maka kemungkinan besar dia menderita depresi klinis yang memerlukan pengobatan.

Penelitian telah menemukan bahwa mungkin hingga 20 persen wanita perimenopause menderita depresi dengan berbagai tingkat keparahan.

Apa yang menyebabkan seorang wanita mengalami depresi dan kecemasan perimenopause?

Seringkali merupakan interaksi dari banyak faktor, bukan hanya faktor hormonal saja yang menyebabkan seorang wanita mengalami depresi dan kecemasan perimenopause.

Halaman:

Tags

Terkini