"Ya, di (surat rekomendasi Komnas HAM) ini saya baca, bahwa 'praktik terhadap anak-anak sirkus disertai tindakan-tindakan disiplin yang keras hendaknya dijaga', tapi di sini tidak ada bukti penyiksaan?" tanya Deddy ke Sholeh.
Menjawab hal tersebut, Sholeh mengklaim bila bukti dugaan penyiksaan tersebut dapat dilihat dari korban secara langsung.
"Yang dimaksud bukti penyiksaan itu ketemu dengan para korban," tutur Sholeh seraya menunjukan bekas luka di tangan Butet selaku korban dugaan kekerasan.
Namun, Deddy seolah tidak percaya dengan bukti dugaan kekerasan yang diklaim oleh Sholeh.
"Kalau itu (bekas luka), saya juga ada.
"Maksud saya begini, kalau di kepolisian akan meminta bukti," ujar Deddy menanggapi pernyataan sang pengacara.
Baca Juga: Berjuang di ICU Selama Ramadan, Ibunda Cici Paramida dan Siti KDI Tutup Usia
Selanjutnya, Sholeh menyebut bila bukti rekaman video hingga saksi dinilai tidak memungkinkan untuk dijadikan bukti ke meja hijau.
"Kondisinya tidak memungkinkan ada CCTV, tidak mungkin ada saksi pegawai-pegawai yang tahu, ART yang tahu untuk bersaksi sekarang," tandasnya.
Di lain pihak, manajemen Taman Safari Indonesia sebelumnya telah menepis terkait adanya dugaan eksploitasi pekerja sirkus dalam pernyataan resminya.
"Taman Safari Indonesia Group sebagai perusahaan ingin menegaskan bahwa kami tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan eks pemain sirkus yang disebutkan dalam video tersebut," ungkap Manajemen Taman Safari Indonesia dalam keterangan resminya pada Rabu, 16 April 2025.
Manajemen Taman Safari juga menegaskan pihaknya tidak memiliki hubungan bisnis ata hukum dengan para mantan pemain sirkus yang bersuara mengenai adanya dugaan kekerasan dan eksploitasi.***